Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Makassar menemukan 72
produk pangan tak layak konsumsi yang beredar luas di Sulsel dan Sulbar.
Produk-produk
hasil industri rumah tangga itu bahkan termasuk menu populer
mie,bakso,dan kerupuk yang kini menjadi konsumsi sehar-hari. Makanan
yang sangat familiar itu ditemukan mengandung boraks.
Kepala BPOM
Makassar Maringan Silitonga mengatakan, berdasarkan hasil sampling dan
pengujian laboratorium terhadap 800 jenis produk pangan ditemukan 72
jenis produk pangan mengandung bahan berbahaya. Produk pangan itu, kata
Maringan Silitonga, terdiri dari produk rumah tangga dan produk curah
yang mengandung bahan kimia, seperti rhodamin B, boraks, formalin dan
kuningan metanil atau metanil yellow.
Produk pangan yang
dimaksud, terdiri dari terasi curah tanpa merek mengandung rhodamin B
sebanyak 44 item, mie curah mengandung boraks sebanyak delapan item,
bakso mengandung boraks empat item, serta kerupuk bawang, balado, dan
rangginang sebanyak 16 item.
”Produk itu sangat berbahaya bagi
tubuh manusia, jika dikonsumsi bisa menyebabkan berbagai
penyakit,”jelasnya saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya 1
Februari 2010.
Menurut Maringan,Rhodamin B zat warna sintesis
yang umumnya digunakan mewarnai kertas,tekstil atau tinta.Penyalahgunaan
zat ini, ditemukan pada krupuk, terasi, es atau minuman dan panganan
jajanan berwarna merah. Rhodamin B ini,papar dia,bersifat karsinogenik
dapat menyebabkan kanker dan dalam kondisi konsentrasi tinggi
menyebabkan kerusakan hati.
Demikian halnya, tutur Maringan, pada
boraks yang bersifat septik dan biasanya digunakan dalam pembuatan
deterjen. Penggunaan produk tidak sesuai peruntukkannya tersebut,
ditemukan diantaranya pada mie basah, bakso, kerupuk dan panganan
jajanan.
Maringan menambahkan, untuk penggunaan boraks pada
makanan bisa menyebabkan, mual, nyeri perut bagian atas, diare,
mengantuk, demam,sakit kepala,iritasi saluran pencernaan, hingga
kerusakan ginjal.
Akibat mengonsumsi boraks akan muncul
tanda-tanda akut seperti muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan
depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat). Gejala dan tanda kronisnya,nafsu
makan menurun, gangguan SSP; bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok
dan kanker.
”Kebanyakan produk itu bisa dijumpai di pasar
tradisional, olehnya masyarakat diminta berhati-hati dan teliti jika
membeli produk pangan.
Harus selalu memperhatikan komposisi
kandungan produk itu, sebelum membelinya, ”tandasnya. Boraks adalah
serbuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dalam air.Bahan ini biasa
dipakai sebagai pengawet kayu, antiseptic kayu, dan pengontrol kecoa.
Boraks sangat berbahaya terhadap kesehatan karena diserap melalui
usus,kulit yang rusak dan selaput lendir. Boraks yang merupakan senyawa
yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang
bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Kenapa bakso dan kerupuk
menggunakan boraks? Jika dicampurkan dengan bakso, akan memiliki
kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan
banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan tahan
lama. Sementara kerupuk kalau digoreng akan mengembang dan empuk,
teksturnya bagus dan renyah.
Terpisah, Ketua Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Zohra Andi Baso menyatakan,temuan itu
harus segera disosialisasikan ke masyarakat sampai ke pelosok desa,
supaya bisa dijadikan acuan dalam membeli produk pangan. Dia mengimbau
bagi masyarakat yang menemukan produk tersebut segera menginformasikan
ke instansi terkait supaya bisa dilakukan tindakan.
”Produsen
yang memproduksi panganan mengandung bahan berbahaya itu harus diberikan
tindakan tegas agar tidak memproduksi dan mendistribusikan produknya
lebih banyak lagi ke konsumen.
Dan menjadi kewajiban BPOM dan
Pemerintah menyebarluaskan informasi,”harapnya. Yang tidak kalah
membahayakan adalah formalin.Formalin adalah berupa cairan dalam suhu
ruangan, tidak berwarna, bau sangatmenyengat, mudahlarutdalam air dan
alkohol. Bahan ini dipergunakan sebagai desinfektan, cairan pembalsem,
pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil
dan kayu lapis.
Akibatnya jika digunakan pada pangan dan
dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan mual,muntah, perut perih,
diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan
saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,kejang,koma dan kematian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar